Contoh Majas Antonomasia dalam Hikayat dan Artinya
Majas antonomasia merupakan salah satu jenis majas yang sering digunakan dalam karya sastra, termasuk dalam hikayat. Majas ini menggantikan suatu istilah atau nama dengan istilah atau nama yang lain yang memiliki hubungan tertentu. Dalam artikel ini, akan dibahas contoh-contoh majas antonomasia dalam hikayat lengkap dengan artinya.
- 1. Hikayat Raja-Raja Pasai
- 2. Hikayat Hang Tuah
- 3. Hikayat Malim Deman
- 4. Hikayat Amir Hamzah
- 5. Hikayat Abu Nawas
- 6. Hikayat Pohon Ganja
- 7. Hikayat Panji Semirang
- 8. Hikayat Indraputra
- 9. Hikayat Abunawas Menjawab
- 10. Hikayat Putri Bungsu
- Keyword Turunan
- Contoh Majas Antonomasia Dalam Hikayat dan Artinya
- 1. "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli
- 2. "Serat Centhini" oleh Sunan Paku Buwono IV
- 3. "Hikayat Panji Semirang" oleh R.M. Soeprapto
- 4. "Hikayat Raja-raja Pasai" oleh Syamsuddin Sumatera
- 5. "Hikayat Hang Tuah" oleh Tun Seri Lanang
- Kesimpulan
1. Hikayat Raja-Raja Pasai
Pada bagian awal Hikayat Raja-Raja Pasai, terdapat majas antonomasia yang digunakan untuk menggambarkan kerajaan Pasai. Berikut kutipannya:
Raja Pasai dan Raja Lembah sungguh mempunyai perintah serta pembawaan yang bakti, adil dan berjiwa mulia. Kerajaan Pasai cuma sebatang kayu yang jernih nilamnya tanpa kacang ara, melainkan sudah biasa melayani orang dari kembang ke kembang, dari gugur ke gugur musim.
Pada kutipan di atas, "Sebatang kayu yang jernih nilamnya tanpa kacang ara" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "Kerajaan Pasai". Majas ini menggambarkan kerajaan yang sederhana namun memiliki keindahan yang luar biasa. Secara harfiah, "sebatang kayu yang jernih nilamnya tanpa kacang ara" mengacu pada kayu nilam yang hanya memiliki satu batang dengan warna yang jernih dan tanpa cabang. Majas ini memberikan gambaran tentang kerajaan Pasai yang hanya memiliki kekayaan yang sederhana namun sangat indah dan mempesona.
2. Hikayat Hang Tuah
Dalam Hikayat Hang Tuah terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Gajah Mada demi sesuluh nusantara, Hang Tuah demi mengangkat derajat Melaka
Pada kutipan di atas, "Gajah Mada" dan "Hang Tuah" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "orang Jawa yang sangat terkenal". Majas ini memberikan nafas baru dalam menggambarkan tokoh-tokoh tersebut. "Gajah Mada" menjadi simbol semangat perjuangan untuk menyatukan seluruh nusantara, sedangkan "Hang Tuah" menjadi simbol perjuangan untuk mengangkat derajat Melaka. Majas ini menunjukkan pentingnya peran keduanya dalam sejarah nusantara.
3. Hikayat Malim Deman
Pada Hikayat Malim Deman terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Hujan semua, melimpah-limpahnya air, di tengah jalan ada sebatang paku.
Pada kutipan di atas, "sebatang paku" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "halangan". Majas ini menggambarkan halangan dalam kehidupan yang kecil namun bisa sangat mengganggu. Sebatang paku dapat mengganggu orang yang lewat, sama seperti halangan kecil dalam hidup yang dapat menghambat seseorang mencapai tujuan. Majas ini mengajarkan bahwa perjuangan hidup tidak selalu berhubungan dengan hal besar, tetapi juga dengan hal-hal kecil seperti sebatang paku yang dapat mengganggu perjalanan hidup seseorang.
4. Hikayat Amir Hamzah
Pada Hikayat Amir Hamzah terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Raja itu bagaikan sekuntum bunga melati dikepala, itu baru bangun dari tidur.
Pada kutipan di atas, "sekuntum bunga melati" merupakan majas antonomasia yang digunakan untuk menggambarkan raja yang baru bangun dari tidur. Majas ini memberikan gambaran bahwa raja tersebut sangat indah dalam penampilan dan kebijaksanaannya seperti bunga melati yang harum dan indah. Majas ini juga memberikan kesan bahwa kebijaksanaan sang raja sangat penting dan dihargai oleh rakyat.
5. Hikayat Abu Nawas
Dalam Hikayat Abu Nawas terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Aku mengambil air dari sumur cinta, menggendong sekalenga diatas punggung, berjalan dengan kakiku, berlayar dengan harapanku.
Pada kutipan di atas, "sumur cinta" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "kebahagiaan". Majas ini menggambarkan kebahagiaan sebagai sesuatu yang harus dicari dan ditemukan seperti mencari air dari sumur. Mencari kebahagiaan seringkali memerlukan usaha dan perjuangan, termasuk berjalan dengan kakimu dan berlayar dengan harapanmu. Majas ini mengajarkan bahwa untuk meraih kebahagiaan, kita harus berjuang dan berusaha keras dengan penuh harapan dan doa.
6. Hikayat Pohon Ganja
Pada Hikayat Pohon Ganja terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Bukan berarti aku menolak ganja sebagai kerabat, tapi lebih mungkin sebagai anak.
Pada kutipan di atas, "ganja" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "teman". Majas ini menunjukkan bahwa hubungan antara penulis atau tokoh dengan ganja lebih dari sekadar teman, tapi seperti hubungan antara seorang anak dengan orang tua. Majas ini mengajarkan bahwa cara pandang seseorang terhadap suatu hal dapat memengaruhi hubungannya dengan hal tersebut. Jika kita memandang suatu hal dengan baik dan menganggapnya sebagai bagian dari diri kita, maka hubungan tersebut akan menjadi lebih kuat dan bermakna.
7. Hikayat Panji Semirang
Dalam Hikayat Panji Semirang terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Bimbinglah aku, Pak Kaji, aku pasti akan mengenali Pasaman kalau melihat keindahannya seperti mengenali diriku sendiri.
Pada kutipan di atas, "Pasaman" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "tempat lahir". Majas ini menggambarkan tempat lahir sebagai bagian dari diri seseorang yang sangat penting sehingga dapat dikenali seperti mengenali diri sendiri. Majas ini memberikan nilai penting pada tempat lahir seseorang sebagai bagian dari jati diri dan kebanggaan.
8. Hikayat Indraputra
Pada Hikayat Indraputra terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Janganlah engkau biarkan naga itu menguasai mulut serulingmu
Pada kutipan di atas, "naga" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "marah". Majas ini menggambarkan kemarahan sebagai sesuatu yang dapat menguasai seseorang seperti naga yang menguasai seruling. Majas ini membantu memperjelas makna ungkapan dan memberikan gambaran yang lebih konkret dan terperinci tentang perasaan marah.
9. Hikayat Abunawas Menjawab
Dalam Hikayat Abunawas Menjawab terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Saudaraku, ilmu seperti gelas. Kalau kosong, dia belumlah seperti gelas. Sama seperti kita, kalau kosong belumlah seperti manusia.
Pada kutipan di atas, "gelas" dan "manusia" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "kekosongan". Majas ini menggambarkan kekosongan sebagai sesuatu yang kurang utuh seperti gelas yang belum terisi atau manusia yang belum memiliki pengalaman. Majas ini memberikan gambaran tentang pentingnya pengalaman dan pengetahuan untuk melengkapi seseorang dan membuatnya lebih utuh.
10. Hikayat Putri Bungsu
Pada Hikayat Putri Bungsu terdapat beberapa contoh majas antonomasia, salah satunya adalah pada kutipan berikut:
Di dalam hutan yang sunyi itu, nada-nada menyentuhnya seperti nyanyian para dewa.
Pada kutipan di atas, "nada" dan "nyanyian para dewa" merupakan majas antonomasia yang menggantikan istilah "suara". Majas ini menggambarkan bahwa suara yang dihasilkan oleh alam dapat sangat indah dan menggugah perasaan seperti nyanyian para dewa. Majas ini membantu memperjelas makna ungkapan dan memberikan gambaran yang lebih indah dan penuh makna tentang keindahan alam.
Keyword Turunan
Contoh Majas Antonomasia Dalam Hikayat dan Artinya
Majas Antonomasia adalah salah satu majas bahasa yang sering digunakan dalam karya sastra seperti hikayat. Majas ini mengganti atau menyebutkan sesuatu dengan cara yang tidak langsung, tetapi dapat dipahami karena ada hubungan antara apa yang disebutkan dengan yang dimaksudkan. Berikut adalah beberapa contoh majas antonomasia dalam hikayat dan artinya.
1. "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli
Dalam novel "Siti Nurbaya", Marah Rusli menggunakan majas antonomasia pada beberapa tokoh. Ayah Siti Nurbaya disebut dengan "pahlawan satu ini" karena ia diceritakan dalam novel sebagai sosok yang sangat baik dan berani dalam membela orang-orang miskin. Sedangkan Siti Nurbaya disebut "putri orang kaya di Padang" untuk menunjukkan status sosialnya sekaligus menggambarkan perbedaan sosial yang melekat pada tokoh dalam kisah tersebut.
2. "Serat Centhini" oleh Sunan Paku Buwono IV
Dalam "Serat Centhini", Sunan Paku Buwono IV menggunakan majas antonomasia untuk menyebutkan seseorang yang dianggap celaka atau merugikan, seperti pada contoh "si celaka" saat ia menggambarkan seorang pria yang dituduh mencuri dan membuat gaduh di desa. Selain itu, Sunan Paku Buwono IV juga menggunakan "sosok pencipta semua benda di dunia" untuk merujuk pada Tuhan, sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan.
3. "Hikayat Panji Semirang" oleh R.M. Soeprapto
Dalam "Hikayat Panji Semirang", R.M. Soeprapto menggunakan majas antonomasia pada beberapa tokoh. Lelaki sombong dan tak tahu malu dalam cerita tersebut disebut dengan "si dagyok" untuk memperlihatkan kejinya dan sikapnya yang tidak patut ditiru. Sedangkan Panji Semirang, tokoh utama dalam cerita, dijuluki "putri yang membawa keluh kesah" untuk menggambarkan perasaan dan isak tangis yang kerap menghampirinya dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya.
4. "Hikayat Raja-raja Pasai" oleh Syamsuddin Sumatera
Dalam "Hikayat Raja-raja Pasai", Syamsuddin Sumatera menggunakan majas antonomasia pada beberapa kata, termasuk untuk merujuk pada kera yang disebut "makhluk berkaki lima" untuk menyatakan keaslian benda atau makhluk tersebut. Syamsuddin Sumatera juga menggunakan "zaman segala kemurahan" untuk menggambarkan masa pemerintahan Raja Mahmud yang dianggap sebagai zaman kejayaan dan kemakmuran Pasai.
5. "Hikayat Hang Tuah" oleh Tun Seri Lanang
Dalam "Hikayat Hang Tuah", Tun Seri Lanang menggunakan majas antonomasia pada tokoh Hang Tuah dan Hang Jebat. Hang Tuah dijuluki "pahlawan satu negeri" untuk menunjukkan keberanian dan keteguhannya dalam menegakkan keadilan. Sedangkan Hang Jebat dijuluki "kawan setia" untuk menggambarkan kebaikan hati dan kesetiaannya sebagai sahabat Hang Tuah.
Kesimpulan
Majas Antonomasia adalah salah satu majas bahasa yang sering digunakan dalam karya sastra seperti hikayat. Dalam novel atau hikayat, majas ini biasanya digunakan untuk memberikan gambaran atau merujuk pada seseorang, benda, atau konsep yang terlibat dalam cerita. Dengan menggunakan majas antonomasia, penulis mampu memberikan makna tambahan yang lebih dalam dan menarik dalam karya sastra yang ia buat.