Arti Hedonic Treadmill: Ciri-Ciri, Penyebab & Cara Mengatasinya
Hedonic Treadmill adalah konsep di mana manusia cenderung kembali ke keadaan emosional yang stabil setelah mengalami perubahan emosional - baik itu perubahan positif maupun negatif - yang signifikan. Dalam hal ini, konsep treadmill mengacu pada fakta bahwa orang-orang terus mengejar perilaku atau keadaan yang menyenangkan, tetapi pada akhirnya mereka kembali pada tingkat kebahagiaan awal mereka. Artinya, kebahagiaan itu sementara dan sulit dipegang abadi.
Ciri-Ciri Hedonic Treadmill
Beberapa ciri-ciri Hedonic Treadmill yang perlu kita ketahui antara lain:
Penyebab Hedonic Treadmill
Beberapa penyebab Hedonic Treadmill diantaranya antara lain:
Cara Mengatasi Hedonic Treadmill
Bagi yang merasa terperangkap dalam Hedonic Treadmill, bisa mengatasi kondisi ini secara bertahap dengan beberapa cara seperti:
Keyword turunan:
Arti Hedonic Treadmill: Ciri-Ciri, Penyebab & Cara Mengatasinya
Hedonic treadmill, atau yang juga dikenal dengan istilah "hedonic adaptation", merupakan suatu fenomena di mana seseorang cenderung untuk kembali ke tingkat kebahagiaan yang biasa dirasakannya sebelum ia merasakan suatu peristiwa atau mengalami peningkatan kebahagiaan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dengan kata lain, seseorang cenderung merasa kurang bahagia atau puas setelah peristiwa yang sebelumnya menimbulkan kebahagiaan atau kepuasan dirasakan dalam jangka waktu yang lama. Fenomena ini biasa terjadi di berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam hal perolehan materi, karir, dan hubungan sosial.
Ciri-Ciri Hedonic Treadmill
Ciri-ciri utama dari hedonic treadmill adalah perasaan kurang kepuasan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Walaupun seseorang telah mencapai suatu tujuan atau meraih kebahagiaan tertentu, namun rasa kebahagiaan tersebut cenderung tidak bertahan lama dan akan kembali ke tingkat kebahagiaan semula dalam waktu yang singkat. Seseorang akan merasa kurang puas atau merasa tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.
Hedonic treadmill juga sering menimbulkan perasaan tidak terpenuhi, meskipun seseorang telah mendapatkan apa yang diinginkan. Perasaan tersebut umumnya muncul dalam jangka waktu yang singkat setelah seseorang memperoleh hasil yang diinginkannya. Misalnya, seseorang yang membeli mobil baru akan merasa sangat senang pada awalnya, namun perasaan tersebut hanya bertahan dalam jangka waktu yang relatif singkat dan kembali ke tingkat kebahagiaan semula.
Kondisi hedonic treadmill juga bisa membuat seseorang terkesan materialistik, di mana seseorang selalu ingin memperoleh hal-hal yang lebih dari apa yang telah dimilikinya. Seseorang cenderung tidak merasa cukup dengan apa yang dimilikinya saat ini, dan akan selalu mencari dan menginginkan hal-hal baru yang bisa mendatangkan kebahagiaan atau kepuasan.
Penyebab Hedonic Treadmill
Harga diri merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya hedonic treadmill. Seseorang yang merasa harga dirinya sangat bergantung pada apa yang dimilikinya, termasuk dalam hal benda atau materi, maka ia cenderung merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya dan selalu ingin memiliki lebih banyak. Meskipun ia telah memiliki benda atau materi yang diinginkannya, namun perasaan kurang puas tersebut tidak akan bertahan lama.
Mitra hidup juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya hedonic treadmill. Terkadang, seseorang merasa kebahagiaan sejati hanya bisa didapatkan dengan pasangan hidup yang sesuai dengan keinginannya. Namun, kadangkala setelah menikah dengan pasangan yang diimpikannya, ia malah merasa tidak bahagia atau tidak puas. Hal ini bisa disebabkan oleh prestasi atau keinginan pasangan yang tidak sesuai dengan harapannya.
Persaingan dapat menjadi penyebab hedonic treadmill. Seseorang seringkali terobsesi dengan meraih prestasi dan kesuksesan pada bidang tertentu, sehingga ia merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya saat ini dan selalu mencari dan menginginkan yang lebih. Persaingan yang tinggi di berbagai bidang kehidupan, seperti dalam karir dan pendidikan, juga bisa memicu terjadinya hedonic treadmill.
Cara Mengatasinya
Mengucap syukur atau bersyukur merupakan kunci untuk mengatasi hedonic treadmill. Seseorang yang mampu bersyukur atas apa yang dimilikinya saat ini, meskipun belum mencapai semua yang diinginkan, cenderung lebih bahagia dan merasa lebih puas dengan hidupnya. Untuk bisa belajar bersyukur, seseorang dapat memulainya dengan rutin menyampaikan ucapan syukur, mengukur kemajuan yang telah dicapainya, dan berfokus pada apa yang dimilikinya saat ini.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi hedonic treadmill adalah dengan mengurangi ekspektasi atau harapannya. Seseorang dapat mengurangi ekspektasi dengan lebih realistis dalam menilai kemampuan dan potensi diri sendiri, serta menetapkan tujuan yang lebih realistis dan spesifik.
Hubungan interpersonal yang baik dan sehat juga bisa membantu seseorang untuk mengatasi hedonic treadmill. Seseorang yang memiliki hubungan baik dengan keluarga, sahabat, atau pasangan hidup cenderung memiliki kebahagiaan yang lebih tinggi dan kurang terkena dampak hedonic treadmill.
Berhenti mengikuti persaingan juga merupakan cara yang efektif untuk mengatasi hedonic treadmill. Seseorang dapat fokus pada kemampuan dan potensi diri sendiri, tanpa harus selalu membandingkannya dengan orang lain. Hal ini dapat membantu seseorang untuk lebih santai dan tenang dalam menghadapi kehidupan.
Kesimpulan
Hedonic treadmill merupakan fenomena yang umum terjadi dalam kehidupan manusia. Seseorang cenderung merasa kurang puas dengan apa yang dimilikinya dan selalu ingin memiliki lebih banyak. Meskipun seseorang telah mencapai suatu tujuan atau meraih kebahagiaan tertentu, namun rasa kebahagiaan tersebut cenderung tidak bertahan lama dan akan kembali ke tingkat kebahagiaan semula dalam waktu yang singkat. Penyebab hedonic treadmill dapat bervariasi, di antaranya adalah harga diri, mitra hidup, dan persaingan.
Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hedonic treadmill, seperti dengan belajar bersyukur, mengurangi ekspektasi, menjaga hubungan interpersonal yang baik, dan berhenti mengikuti persaingan. Dengan mengenali dan memahami hedonic treadmill, seseorang dapat memahami bahwa kebahagiaan yang sejati tidak terletak pada apa yang dimiliki atau prestasi yang dicapai, melainkan pada keadaan pikiran dan perasaan yang positif.