15 Desember Memperingati Hari Apa? Dan Apa Sejarahnya?
Tanggal 15 Desember adalah salah satu hari yang penting dalam sejarah Indonesia. Hari tersebut diperingati sebagai Hari Bela Negara. Apa yang dimaksud dengan Hari Bela Negara? Bagaimana sejarahnya?
Apa Itu Hari Bela Negara?
Hari Bela Negara adalah hari yang ditetapkan untuk mengenang peristiwa yang terjadi pada tanggal 15 Desember 1976. Saat itu, terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan oleh anggota organisasi ekstremis G30S/PKI. Para korban saat itu adalah para jenderal yang tergabung dalam Dewan Jenderal yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Ahmad Yani.
Penculikan dan pembunuhan tersebut menjadi peristiwa yang sangat memilukan bagi bangsa Indonesia. Namun, dari peristiwa tersebut, muncul semangat bela negara yang begitu besar. Semangat tersebut mendorong masyarakat Indonesia untuk selalu siap dan siaga dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan nasional dan integritas wilayah Indonesia.
Sejarah Hari Bela Negara
Peristiwa penculikan dan pembunuhan para jenderal pada tanggal 15 Desember 1976 menjadi titik balik dalam sejarah militer Indonesia. Peristiwa tersebut pada awalnya dianggap hanya suatu hal yang biasa-biasa saja. Namun, ternyata peristiwa tersebut melibatkan anggota organisasi ekstremis G30S/PKI.
Sekitar pukul 0.30 dini hari tanggal 1 Oktober 1965, terjadi peristiwa G30S/PKI di Indonesia. Pada peristiwa tersebut, terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap enam jenderal yang sedang bertugas di Jakarta. Akibat peristiwa tersebut, terjadi perubahan besar dalam kehidupan sosial dan politik Indonesia. Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Sukarno jatuh, dan Orde Baru dipimpin oleh Presiden Soeharto berkuasa di Indonesia selama 32 tahun.
Saat itu, organisasi G30S/PKI dituding sebagai dalang utama di balik peristiwa tersebut. Mereka dituding ingin merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah di Indonesia. Akibat peristiwa tersebut, kekuasaan di Indonesia berpindah ke tangan Presiden Soeharto.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, peristiwa tersebut ternyata masih meninggalkan bekas yang terasa sangat dalam. Hal ini terbukti dengan adanya peristiwa penculikan dan pembunuhan para jenderal pada tanggal 15 Desember 1976.
Pada saat itu, terjadi peristiwa yang mengerikan. Delapan orang jenderal yang bergabung dalam Dewan Jenderal diculik oleh sekelompok ekstremis. Dari kedelapan orang jenderal yang diculik tersebut, empat di antaranya dibunuh. Para jenderal tersebut adalah Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal M.T. Haryono, Brigadir Jenderal Suprapto, dan Kolonel Didi Hartono.
Peristiwa penculikan dan pembunuhan tersebut menggemparkan seluruh bangsa Indonesia. Saat itu, bangsa Indonesia merasa bahwa mereka telah kehilangan jenderal-jenderal terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Para jenderal tersebut dikenal sebagai jenderal yang pemberani dan berdedikasi tinggi pada bangsa dan negara.
Meskipun telah terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan tersebut, semangat bela negara tetap tersisa di dalam hati masyarakat Indonesia. Semangat tersebut mendorong masyarakat Indonesia untuk tetap semangat dan optimis dalam membangun bangsa dan negara. Sejak saat itulah, tanggal 15 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara.
Peringatan Hari Bela Negara
Penetapan tanggal 15 Desember sebagai Hari Bela Negara merupakan suatu bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para jenderal yang telah gugur demi membela kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Tanggal 15 Desember juga diyakini sebagai simbol pertahanan negara yang paling utama.
Untuk memperingati Hari Bela Negara, masyarakat Indonesia biasa melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan semangat bela negara. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada Hari Bela Negara antara lain adalah:
Melakukan upacara peringatan Hari Bela Negara adalah kegiatan yang kerap dilakukan pada tanggal 15 Desember. Upacara tersebut biasanya dilakukan di sekolah-sekolah atau instansi-instansi pemerintahan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menanamkan semangat bela negara pada generasi muda Indonesia.
Berbagai seminar atau diskusi tentang bela negara juga sering dilakukan pada Hari Bela Negara. Kegiatan tersebut diadakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang pentingnya bela negara.
Menyumbangkan darah adalah kegiatan yang juga sering dilakukan pada Hari Bela Negara. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperlihatkan semangat bela negara dalam bentuk nyata. Dalam kegiatan ini, masyarakat Indonesia menyumbangkan darahnya untuk membantu sesama yang membutuhkan.
Mengikuti kegiatan keagamaan seperti peribadatan juga bisa dilakukan pada Hari Bela Negara. Kekgitan tersebut bertujuan untuk memasyarakatkan semangat bela negara dalam berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Demikianlah artikel tentang 15 Desember Memperingati Hari Apa? Dan Apa Sejarahnya? Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua untuk lebih memahami pentingnya semangat bela negara dalam membangun bangsa dan negara. Kita bisa menanamkan semangat bela negara pada generasi muda dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya pertahanan negara dan integritas wilayah Indonesia.
Hari Penutupan Konferensi Linggarjati
Pada 15 Desember, Indonesia memperingati hari penutupan Konferensi Linggarjati. Konferensi ini merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia karena pada saat itu dilakukan diskusi mengenai masa depan kemerdekaan Indonesia dan hubungan antara Indonesia dan Belanda.
Sejarah Konferensi Linggarjati
Konferensi Linggarjati diadakan pada 10 hingga 15 November 1946 di sebuah rumah dinas di kota Linggarjati, Jawa Barat. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia dan Belanda, yang bertujuan untuk membahas masa depan Indonesia dan bagaimana hubungan antara Indonesia dan Belanda setelah Indonesia merdeka.
Pada saat itu, Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1945, dan Belanda menganggap hal tersebut tidak sah. Belanda memandang Indonesia masih merupakan bagian dari Hindia Belanda dan Belanda memiliki hak untuk menguasai wilayah tersebut.
Dalam Konferensi Linggarjati, Indonesia dan Belanda sepakat untuk membentuk Komisi Tiga Negara yang terdiri dari Indonesia, Belanda, dan Inggris. Komisi ini bertugas untuk membahas hubungan antara Indonesia dan Belanda serta menyelesaikan sengketa yang terjadi.
Namun, kesepakatan ini tidak diakui oleh semua pihak. Sebagian besar kelompok di Indonesia tidak setuju dengan kesepakatan tersebut karena mereka menganggap Indonesia harus merdeka sepenuhnya tanpa campur tangan dari Belanda. Di sisi lain, pihak Belanda juga tidak sepenuhnya menerima kesepakatan itu karena mereka menginginkan hak untuk menjaga kepentingannya di Indonesia.
Setelah Konferensi Linggarjati
Setelah Konferensi Linggarjati, perundingan antara Indonesia dan Belanda masih berlanjut. Pada bulan Desember 1949, Indonesia dan Belanda akhirnya menandatangani Perjanjian Roem-Van Roijen yang mengakui kemerdekaan Indonesia dan mencabut klaim Belanda atas wilayah Indonesia.
Perjanjian ini ditandatangani di Den Haag, Belanda, dan Indonesia diwakili oleh Soedirman dan Soekarno. Perjanjian Roem-Van Roijen juga menegaskan bahwa kerajaan Indonesia akan menjadi sebuah republik.
Setelah itu, Indonesia memperoleh pengakuan dari negara-negara lain dan menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1950. Meskipun demikian, hubungan Indonesia dan Belanda masih terus berlanjut hingga tahun 1962 ketika Belanda menyerahkan kekuasaan atas Papua Barat kepada Indonesia.
Memperingati Konferensi Linggarjati
Peringatan Konferensi Linggarjati dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 Desember untuk mengenang kesepakatan tersebut. Peringatan ini dijadikan sebagai momen untuk merefleksikan kemajuan Indonesia dalam merdeka secara politik dan ekonomi serta hubungan internasional Indonesia dengan negara lain.
Peringatan ini juga dijadikan sebagai ajang untuk mempromosikan kerukunan antara Indonesia dan Belanda, yang pada masa lalu sempat menjadi musuh lama. Hal ini terbukti dengan kerjasama antara kedua negara dalam bidang ekonomi dan budaya, serta kunjungan resmi antara pejabat Indonesia dan Belanda.
Kesimpulan
Konferensi Linggarjati merupakan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia karena pada saat itu dilakukan diskusi mengenai masa depan kemerdekaan Indonesia dan hubungan antara Indonesia dan Belanda. Meskipun tidak semua pihak setuju dengan kesepakatan yang dicapai, Konferensi Linggarjati berhasil membuka jalan menuju kemerdekaan Indonesia dan hubungan baik antara Indonesia dan Belanda.
Peringatan Konferensi Linggarjati pada tanggal 15 Desember setiap tahunnya dijadikan sebagai momen untuk merefleksikan kemajuan Indonesia dan mempromosikan kerukunan antara Indonesia dan Belanda. Semoga saja kerjasama antara kedua negara terus bercambah dan membawa dampak positif bagi kedua belah pihak.